Ortu Siswa Kesal, Uang Transport Anaknya Saat Ikut Olimpiade Sains Belum Dibayar
Restu berkat Gea bersama temannya di SMA Sukma Nias |Foto: FB |
Adalah Baziduhu Gea, orang tua siswa dari Restu Berkat Gea siswa dari SMA Sukma Nias di Gunungsitoli contohnya, ia mengaku kesal sebab uang senilai 1,6 Juta miliknya belum diganti oleh panitia saat anaknya mengikuti Olimpiade Sains di Berastagi pada pertengahan tahun 2016 yang lalu.
"Saya kesal pak, sebab panitia selalu ingkar janji terkait uang yang kami keluarkan dari kantong pribadi senilai 1.650.000 rupiah belum dibayar Panitia hingga saat ini,"kata Baziduhu warga Kecamatan Gunungsitoli Idanoi.
Menurut dia, saat anaknya ikut Olimpiade Sains 2016, Panitia meminta kepada masing-masing orangtua agar membayar dulu uang transportasi anak mereka.
"Panitia berjanji uang yang kami kasih itu akan dikembalikan saat anak kami selesai mengikuti Olimpiade karena menurut Panitia saat itu, uang dari APBD Kota Gunungsitoli belum cair,"akunya.
Pihaknya telah berulang kali menagih janji tersebut baik melalui sekolah maupun Panitia dari Dinas Pendidikan Kota Gunungsitoli namun hasilnya nihil.
"Saya berharap Wali Kota dan Kadis Pendidikan Kota Gunungsitoli yang baru menjabat ini bisa mendengar keluhan saya ini. Kami ini hanya petani, uang segitu sangat besar nilainya menurut kami,"tuturnya sedih.
Sementara Panitia Olimpiade Sains tahun 2016 Kota Gunungsitoli yang juga sebagai Kepala Bidang KPMP Dinas Pendidikan dan Olahraga Kota Gunungsitoli, Atofao Telaumbanua mengaku uang dari orangtua siswa tersebut tidak bisa dibayar karena pengajuan anggaran yang mereka sampaikan tahun 2016 itu tidak ditandatangani oleh Pokja di Bappeda Kota Gunungsitoli.
"Kami (Panitia_red) sudah mengusulkan kepada Pokja di Bappeda saat itu, namun mereka tidak menandatangani dengan alasan tertentu. Makanya uang dari ortu siswa itu tidak bisa dibayar,"kata Atofao, Kamis (27/04/2017).
Ia juga menjelaskan bahwa para siswa yang mengikuti olimpiade Sains tahun 2016 di Berastagi sebenarnya telah memperoleh uang transportasi dari pihak penyelenggara di tingkat Provinsi Sumatera Utara.
"Sebenarnya uang transportasi mereka itu sudah dibayar di Berastagi oleh panitia yang disana. Jadi tidak mungkin dua kali dibayarkan uang itu kepada para siawa,"jelasnya.
Atofao Telaumbanua tidak memungkiri bahwa orang tua siswa yang mengikuti Olimpiade Sains tahun 2016 telah mengeluarkan uang sebagai transportasi anak mereka saat berangkat ke Berastagi.
"Intinya uang itu sudah tidak bisa dibayar lagi pak,"tambahnya. (Budi Gea)